IMPLEMENTASI LAYANAN MEMBACA GRATIS MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK

IMPLEMENTASI LAYANAN MEMBACA GRATIS 
 MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK
 Kristoforus Dowa Bili1, I Wayan Lasmawan2, Nengah Suastika3
 1Universitas Katolik Weetebula (Penulis 1)
 Email: [email protected]
 2Universitas Pendidikan Ganesha 2)
 [email protected]
 3Universitas 3)
 [email protected]
 ABSTRAK
 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi layanan membaca gratis yang dilakukan oleh tim Learning Center Umma Manganne berlokasi di Universitas (Unika Weetebula) dalam rangka meningkatkan kemampuan anak sekitar Kampung Pamulla Kadammu, Desa Watu Kawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian digunakan adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Informan terdiri dari empat orang staf Manggane melayani gratis. Data diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduction, display, conclusion drawing/verification.
 Hasil menunjukkan bahwa sejak Juni-Desember 2022 rata-rata 3 kali per bulan, telah terlaksana baik. Anak-anak mendapatkan mengalami peningkatan membaca. Namun, setiap memiliki berbeda-beda; ada cepat terdapat lambat. Terdapat kendala dialami gratis, yaitu: pada pertemuan-pertemuan awal banyak masing-masing jenjang usia sulit diatur diarahkan; Selain itu, masalah cuaca. Jika terjadi hujan maka halaman rumah warga tidak representatif kegiatan jumlah banyak.
 Kata kunci: Layanan Membaca Gratis, Kemampuan Anak
 PENDAHULUAN
 merupakan salah satu aspek bahasa wajib dikuasai anak. menjadi dasar bagi seorang mengerti mengembangkan pengetahuan lebih lanjut. Ngalimun & Alfulaila mengatakan “Membaca utama, hanya pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri, tetapi juga keperluan bidang-bidang studi lainnya, karena hampir seluruh bidang disajikan bentuk tertulis”, 2014: 34. Pandangan atas sejalan pendapat Amalafitra, N., dkk hal penting segala macam proses pembelajaran. Melalui membacalah berbagai ilmu pengetahuan, dapat mengantarkan kesuksesan, bisa kita dapatkan (2022: 34). Dengan demikian, sangat bermanfaat kehidupan seseorang. membaca, siswa akan memperoleh menguasai keterampilan pertumbuhan perkembangan daya nalar, sosial, kreasinya serta mencapai tujuan belajar diinginkannya, (Farhurohman, O., 2019: 117). Hal senada pernyataan “kemampuan berfungsi secara efektif masyarakat melek huruf”, (Mustadi, A., 2021: 95). Anak belum baik menemukan kesulitan-kesulitan lanjut memahami suatu bacaan termasuk memperluas wawasan.
 Kendati urgen kehidupan, namun justru momok terus masalah, khususnya dunia pendidikan. Beberapa kenyataan memperlihatkan bermasalah, diuraikan seperti berikut ini. Pada survei Progamme for International Student Assessment (PISA), 2015 berada urutan ke-64 72 negara. Selama kurun waktu 2012-2015, skor PISA naik 1 poin 396 397. tes tersebut bahan-bahan bacaan, teks dokumen, anak-anak 9–14 tahun peringkat sepuluh terbawah, (Panduan GLN 2017, Kemdikbud). Asesmen Kompetensi Siswa (AKSI)/Indonesia National Programme (INAP) mengukur sekolah serupa. Secara nasional, kategori kurang 46,83 persen The World’s Most Literate Nations (WMLN) 2016 mengungkapkan minat baca menduduki 60 61 negara, (Hasanah, U. Silitonga, M., 2020: 2). masih menempatkan posisi rendah. tentu rendahnya pendidikan tingkat daerah provinsi maupun kabupaten.
 Masalah Timur, pulau persoalan pelik menantang generasi melakukan terobosan perbaikan.
 2015, Kemitraan Pengembangan Kapasitas (ACDP) merilis sejumlah permasalahan mendesak segera dituntaskan Sumba, Permasalahan ditemukan ACDP adalah: 1. proporsi guru berlatar belakang keguruan, 2. ketersediaan distribusi guru, 3. alokasi sumber berkelanjutan swasta, 4. kualitas mengajar, 5. kesiapan belajar. atas, lain minimnya perhatian pihak lainnya sehingga kurang. Sejumlah sebagaimana membuat mampu angka mengulang kelas II cukup tinggi (ACDP, 2015: 1-10).
 terutama serius. anak, Indonesia.
 Timur temuan ACDP, terpencil serius.
 Oleh peliknya ini, muncul rasa keprihatinan kepedulian khusus Salah munculnya Manganne, bawah naungan Yayasan Nyalakan Harapan Nusantara aktivitasnya mulai dikaji dideskripsikan lanjut.
 METODE PENELITIAN
 metode Dalam kualitatif, observasi berperanserta (partisipan observation), wawancara mendalam (in depth interview) partisipatif, peneliti terlibat bersama tim. mendalam, mengajukan pertanyaan demi relevan konten kajian. Apabila perlu didalami, kembali lagi informasi lengkap. “…penelitian berkaitan motif atau keinginan mendasari dimaksudkan, tersebut”, (Syarul, dkk. 2017: 18) Kemudian, dokumentasi kumpulkan berupa: daftar nama catatan-catatan narasi tentang pelaksanaan sebagai laporan kepada pimpinan Nusantara; gambar kegiatan. Pengumpulan Manganne.
 Setelah ketiga teknik pengumpulan tersebut, menyajikannya deskriptif menarasikan titik “Pamulla Kadammu”. Selanjutnya, analisis model Miles and Huberman, “aktivitas interaktif berlangsung menerus. Aktivitas data, drawing/verification, (Sugiyono, 2009: 337). reduction berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan penting, dicari tema polanya membuang perlu; display menyajikan dalan uraian singkat, bagan, hubungan antar flowchart sejenisnya; sedangkan drawing/verification penarikan kesimpulan verifikasi.
 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
 Dari beberapa dosen berasal Parahyangan Bandung menulis, berhitung (calistung) khususnya. Melihat merasakan langsung terinspirasilah membentuk yayasan, “Yayasan Nusantara”. yayasan digagaslah “Learning Manganne” lokasi Unika selanjutnya beroperasi mula-mula titip: 1) (Lokasi Karuni), 2) Kalouwa (Desa Wee Renna), 3) Tanggo’o Lete Konda Selatan), 4) Lendo Ngara 5) Kalembu Nga’a Bangga Weelonda), 6) Pamula Kadammu Kawula), 7) Mareha Tanjung Karoso).
 ke-7 menggali Kawula. Para Center-Umma menyampaikan selalu stabil datang Selasa sore Bahkan, tiba lokasi, sudah menunggu tempat ditentukan. Berikut tim:
 “Anak-anak senang menjemput kami, Manganne. riang gembira sambil lompat-lompat ketika mereka melihat mobil “box” kami tumpangi menuju ke arah mereka. dukungan menyenangkan. Mereka baru pertama datang.” TK menengah berjumlah 70-80 terdata 110 Selasa, Pkl. 15.00-17.00 Wita (2 jam gratis). Tim carry diberi “KLIK-KLIK”. berisi buku berupa cerita dongeng bergambar, komik, bertema “tumbuhan, hewan, organ tubuh manusia.
 Ketika Kadammu”, 4 orang: mengumpulkan anak-anak; membuka mengeluarkan buku-buku; mengarahkan mengambil diberikan bertugas; memberikan anak: dominan gambar. disertai kalimat-kalimat pendek. SMP kebebasan sesuai keinginan. mendata kehadiran siswa; berdoa sebelum sesudah membaca.
 awal, sendiri-sendiri, melihat-lihat gambar, memcoba merangkai huruf hingga suku kata, kata dirangkai demikian kata-kata kalimat.
 kesulitan menuntun agar terarah membaca; diarahkan diatur. alami, yaitu:
 hujan, ruang anak-anak. Misalnya, 13 Desember Akhirnya, diajak bermain bernyanyi. Rumah basah rerintihan angin.
 seiring perjalanan panjang pelayanan, diarahkan, membantu terarah, saat sementara solusi. membagi peran baik; kelompok-kelompok, kelompok dasar, Ada pula pertama. mandiri buku-buku pertama.
 pendampingan masing-masing, menyesuaikan Demikian Untuk pra tuntunan bertanya apa dilihat, dimaksudkan memantik jawaban Cara kelompok, lalu menanyakan ulang isi cerita. SD awal: meminta menirukan (shared reading). Lebih lanjut, kalimat sederhana. senantiasa kurang, dibantu meningkat. Sedangkan, kesempatan nyaring buku.
 pengamatan peneliti, koordinator awalnya sama sekali kenal huruf, bantuan kata. Pertemuan-pertemuan abjad semula lancar sederana. sebaliknya lambat tim.
 mengutarakan dijadikan tutor sebaya. 5-6 diminta rekannya Kegiatan berlanjut terbuka ingin bergabung. Kendati, hadir bagian pelayanan memberi lain. mendapat langka peroleh setelah pulang sekolah.
 kajian bimbingan Fransiska J. Madu (2019: 61) mana “setelah meningkat Golo Langkok, Rahong Utara, Manggarai, Timur.” anak-anak, Safitri, L. Sulastri, R. “anak-anak mengenal A-Z, disediakan, (2021: 28). pun, nampak diperlihatkan wajar kognitif berbeda-beda, tangkap nalarnya. indikator upaya lanjutan manapun Maka, lain, tua, masyarakat, dosen, pemerhati pendidikan, yayasan-yayasan, pemerintah pusat mempercepat anak-anak.
 KESIMPULAN
 Berdasarkan disimpulkan: Pertama, Kedua, Ketiga, sulitnya mengatur siswa, diatasi berikut. representatif.
 REFERENSI
 2022. Belajar Tanpa Mengeja Meningkatkan Usia Dini Bimbingan Hebat (AHE) Masa Pandemi. Jurnal Bangsa. Vol. 1., No. 01, Februari 2022, hal. 34.
 Farhurohman, 2019. Model Berbasis Struktural Analitik Sintetik (SAS) Madrasah Ibtidaiyah, Elementary 7 No.1 Januari-Juni 2019.
 Hasanah, (2020). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Kebijakan Badan Perbukuan Kementerian Kebudayaan.
 Sektor (ACDP). (2014). Multi Ibu (PMB-BI). Balitbang Kemendikbud.
 (2015). Strategi Peningkatan Efektivitas Dasar Sekolah/Madrasah NTT. Kemendikbud. (2016). Sekolah. Direktorat Jendral Menengah.
 Madu, F.J., Randang Tana, Pengabdian Masyarakat. Volume 2, Nomor 1, Januari 2019, hlm. 1-88.
 Mustadi, Ali, (2021). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Efektif Yogyakarta: UNY Press.
 Alfulaila, N. 2014. Indonesia. Aswaja Pressindo.
 2021. Membaca, Menulis Mengaji Anak-Anak RW 07 Bojongsari. Proceeding UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 25.
 GLN. 2017. Panduan Nasional Sugiyono. 2009. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatis, R D. Bandung: Alfabeta.
 Syarul, Buku Ajar Metodologi Padang: Sukabina Press.